By Andi Agussalim AJ
Materi pertama ini akan dibahas dari sisi organologi (baca organologi musik). - Organologi adalah hal mempelajari tentang struktur instrumen musik berdasarkan sumber bunyi, cara memproduksi bunyi dan sistem pelarasan. (https://goo.gl/81cFm8).
Dalam konteks materi ini organologi adalah ilmu pengetahuan tentang organ-organ kecapi bugis yang membuatnya ia bisa menghasilkan karakter bunyi yang khas ketika dimainkan.
Bahan Dasar
Kecapi Bugis terbuat dari bahan dasar kayu dalam berbagai jenis. Orang-orang Bugis lampau senang membuat kecapi dari bahan kayu nangka dan dikerjakan dengan cara pahat bagian demi bagian secara hati-hati. Sebagian yang lain membuatnya dari bahan kayu jati, meranti, merbau, albasia, cendana, eboni, atau trembesi. Pertimbangan utama dalam pemilihan bahan kayu kecapi adalah kepadatan serat. Semakin padat tentu semakin baik. Urusan bunyi dan kebertahanan alat akan disesuaikan dengan kepadatan bahan kayu yang digunakan membuat kecapi.
Seperti apa Kecapi Bugis itu?
Kecapi Bugis berbeda dengan kecapi Sunda dan kecapi Jawa, tapi mirip dengan Hasapi Toba dan Kulcapi Batak Karo (baca: Dawai oleh Irwansyah Harahap pada https://goo.gl/hCiHsU).
Berdasarkan bentuknya oleh Curt Sachs (Baca selengkapnya di https://goo.gl/ypBvWD) dalam sistem pengklasifikasiannya, Kecapi Bugis dapat digolongkan ke dalam instrumen musik ber"lut" atau berleher.
Jika mengacu pada pembagian terhadap tubuh manusia maka kecapi Bugis dapat dibagi ke dalam tiga bagian utama, yakni kepala, leher, badan dan kaki.
Kepala
Pada bagian kepala terdapat dua buah telinga berbentuk batangan pensil sebagai tempat melilitkan dawai sehingga dawai dapat dengan mudah dikencangkan atau dikendorkan. Pengencangan dan pengendoran dawai secara teratur dalam batas tertentu itu disebut penalaan (kata dasar tala, ingat garpu tala).
Leher
Pada bagian leher terdapat batang-batang penopang jari berbentuk selinder sebanyak 6 batangan yang digunakan sebagai tempat sandaran jari-jari saat memainkan kecapi. Tempat sandaran jari ini disebut pula sebagai ruas-ruas nada.
Tubuh/badan
Tubuh kecapi dibuat secara berongga berbentuk "mini perahu". Pada tubuh sisi yang terlihat saat dimainkan terdapat bilah kayu yang menghubungkan antara batangan selider penopang jari dengan sebuah batangan besar penyangga dawai. Batangan besar berbentuk bulat selinder sebagai penyangga dawai ini dalam bahasa Bugis dapat disebut "laso-lasona". Tanpa batangan penyangga ini, bunyi tidak akan dihasilkan atau diproduksi dengan baik. Batang penyangga ini berfungsi sebagai jembatan penerus getaran dawai. Batang penyangga ini dipasang pada sisi tubuh yang terlihat. Pada sisi tubuh kecapi lainnya yang tak terlihat saat dimainkan ditutup pula dengan papan kayu yang telah diberikan tiga lubang sebesar koin. Ketiga lubang dari kayu penutup lubang resonansi itu berfungsi sebagai corong atau jalan keluar suara agar bisa terdengar lebih besar.
Pada tubuh Kecapi Bugis dibentangkan dua utas dawai yang terbuat dari bahan besi atau dari bahan nilon yang kuat. Dawai ini nantinya pada saat dimainkan akan dipetik oleh tangan kanan dan permainan nada-nada oleh jari tangan kiri di atas ruas nada - ruas nada yang jumlahnya bervariasi. Awalnya, kecapi tradisional Bugis memiliki maksimal 4 ruas nada, namun pada perkembangan selanjutnya hingga kini memiliki 6 ruas nada. Kecapi Bugis bahkan bentuknya dapat dimodifikasi lebih seperti yang telah dilakukan oleh Karsin Kati dengan nama "Kitoka" atau Kecapi Diatonis Karsin.
Kaki
Pada bagian kaki kecapi terdapat kayu yang agak tebal sedikit meruncing. Kaki ini sebagai penyangga jika kecapi ini diletakkan secara berdiri. Meski demikian, umumnya kecapi jarang diletakkan berdiri melainkan berbaring terlentang.
Gambar berikut akan memperlihatkan detail-detail organologi dan jenis kecapi Bugis.
Video berikut akan memperlihatkan salah satu contoh permainan kecapi bugis model kecapi tradisional dan Kitoka model yang lebih terkesan mewah.
https://youtu.be/gPAha1F1EHc
Pastika Anda selalu terkoneksi dengan saya untuk mendapatkan berbagai materi seni budaya yang menarik baik secara verbal, audio, visual, dan audio-visual. Caranya cukup subscribe, like, and share pada channel youtube yang saya sediakan secara terbuka untuk Anda.
Variasi aksi seni budaya yang lengkap untuk Anda saya hadirkan di sini, klik
https://www.youtube.com/user/puangqu71
Aku ADA karena Engkau sengaja dan mau menjadi ADA untukku.
Regard by
Andi Agussalim AJ